Ayah

Bukan Karena Aku, Tapi Allah

“Jaga pikiranmu untuk tetap positif, karena pikiranmu akan menjadi perilaku dan nilai dirimu.” Di tengah gulita malam tanpa rembulan, hening dan mena…

Aku bukan Mereka

Satu pagi berlalu, Ayah sedang di ruang TV dan aku di kamar. Seketika, aku tersentak kaget saat Ayah memanggilku. "Shindi... Ayah ingin bicara s…

Kalpataru buat Pak Tukiman

Di sebuah desa di tepi bukit tinggallah sebuah  keluarga kecil yang sederhana, kepala keluarga tersebut bernama Pak Tukiman, pekerjaan sehari-harinya…

Sepucuk Surat yang Mengantarkan pada Senja

Saat malam yang sepi disertai angin dingin yang berhembus, di sebuah rumah kecil yang jauh dari keramaian ada seorang anak kecil menangis dalam peluk…

Rinai dan Hujan Dini Hari

Palu diketuk tiga kali, Ami dan suaminya resmi bercerai. Sepasang mata bertemu tanpa senyuman. Hanya datar beberapa detik, lalu keduanya mendekat ber…

Rahasia Kecil

Aku merasa bahagia. Pulang dari tujuh harian meninggalnya Pak Lurah dengan membawa satu sisir pisang kepok untuk si Kacer dan Kenari. Apalagi di perj…

Mendekap Peluh

Mentari pagi kembali menyapa awan, silap mata tak dapat kutatap keagungan Tuhan. Angin nan lembut menyentuh kulitku, begitu indahnya nikmat semesta b…

Sebuah Doa

“Keputusan Ayah sudah bulat Naira! Kamu harus masuk pesantren!” bentak ayah. “Ini pertama kalinya ayah bentak Naira. Naira kecewa sama ayah!” Naira m…
© Sepenuhnya. All rights reserved.