Bait Doa Ibu

Cerpen ini menceritakan tentang Safa, seorang siswi rajin yang selalu meraih prestasi akademis, namun menghadapi dilema ketika bergabung dengan ...

Safa adalah siswi yang rajin belajar. Dia selalu mengulang pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolahnya. Selama dia duduk di bangku sekolah, dia selalu mendapatkan nilai dan rangking yang tinggi.

Hingga saat Safa menduduki bangku SMA tepatnya kelas 10. Pada waktu istirahat, Safa melihat selembaran brosur penerimaan calon anggota PASKIBRA di sekolahnya. Melihat brosur itu Safa berkeinginan untuk mendaftar menjadi anggota PASKIBRA.

Akhirnya Safa pun mendaftarkan dirinya dan diterima menjadi anggota PASKIBRA. Namun ketika mendapatkan kabar untuk menjadi anggota PASKIBRA, Safa harus mengikuti latihan selama 1 bulan full dan tidak mengikuti pelajaran selama latihan berlangsung. Mendengar kabar itu, Safa merasa ragu-ragu dengan keputusannya menjadi anggota PASKIBRA dan harus meninggalkan kelas selama 1 bulan.

Sesampainya di rumah, Safa bercerita kepada ibunya tentang hal yang membuatnya sedih itu dan bertanya “Ibu apakah aku harus mundur bu?”

Ibunya menjawab “Semua terserah kepadamu nak, ibu selalu mendukungmu, jika memang kamu ingin mengikuti PASKIBRA, ibu akan mendukung, sebaliknya jika kamu ingin mundur dari PASKIBRA ibu tetap mendukungmu”

Bait Doa Ibu

Safa tidak menemukan jawaban dari ibunya, akhirnya karena Safa ingin sekali mengikuti PASKIBRA, Safa mengurungkan niatnya untuk mundur dari PASKIBRA.

1 bulan berlalu, Safa berlatih setiap hari. Hingga saat hari pengibaran bendera tanggal 17 Agustus tiba. Para wali murid dari anggota PASKIBRA ikut menyaksikan putra-putrinya mengibarkan bendera merah putih dengan gagah. Safa juga meminta ibunya untuk datang ke sekolahnya. Pengibaran pun berlangsung dengan lancar.

Setelah pengibaran selesai, Safa menemui ibunya sambil berlari, kemudian ibunya memeluknya dengan sangat erat dan berkata dengan berlinang air mata “Selamat nak, semuanya lancar, kamu hebat, ibu bangga sama kamu”

Safa adalah anak yang mudah tersentuh, mendengar perkataan ibunya, safa menangis dan berkata “Terimakasih bu, semua berkat doa dan dukungan dari ibu”

Setelah hari pengibaran berlalu, Safa mulai mengejar pelajaran-pelajaran yang telah ditinggalkan selama 1 bulan, dia pergi ke rumah temannya untuk meminjam buku-buku catatannya, ditemani ibunya.

Hari berlalu dengan cepat, tibalah saat ujian sekolah. Safa merasa takut karena dia sempat tidak ikut pelajaran dan banyak pelajaran yang tidak dikuasainya. Tetapi ibunya selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Safa “Tidak apa nak, belajar semampumu, jangan lupa berdoa ya nak, kamu pasti bisa. Kamu ingat waktu kamu ikut PASKIBRA? Kamu hampir mundur kan?”

Safa mengangguk sambil berkata “iya bu”

Kemudian ibunya mengatakan “Ibu juga sebenarnya sempat ragu dengan keputusanmu mengikuti PASKIBRA waktu itu, ibu takut kamu sakit. Tapi sekarang kamu lihat kan kamu bisa melewatinya, kamu kuat. Ayo semangat kamu pasti bisa, berusaha, belajar dengan sungguh-sungguh, berdoa ya nak”

Mendengar itu, Safa langsung teringat dahulu ketika mengikuti PASKIBRA ia hampir menyerah karena merasa lelah dan harus meninggalkan kelas tetapi karena dukungan dari ibunya dan usaha serta doa Safa berhasil melaluinya.

Keesokan harinya ketika Safa hendak pergi ke sekolah Safa berpamitan dan meminta doa kepada ibunya “Bu, doakan safa ya, semoga diberikan kelancaran dan kemudahan dalam ujian nanti”

“Iya nak selalu, ibu selalu mendoakanmu, semangat ya” jawab ibunya sambil memeluk safa.

Sesampainya di sekolah, sebelum ujian dimulai safa memanfaatkan waktu untuk belajar terlebih dahulu. Setelah memasuki ruang ujian, safa memohon kepada Allah semoga dimudahkan dalam mengerjakan soal ujian.

Hari ujian pun berlalu, tibalah saat pengumuman nilai ujian. Saat itu Safa merasa takut, khawatir apakah nilainya bagus atau tidak. “Safa” suara ibu guru memanggil. Safa bergegas maju untuk mengambil hasil ujian.

Saat membuka hasilnya, safa merasa senang dan bersyukur karena mendapatkan nilai yang bagus. Bel sekolah pun berbunyi, Safa bergegas menuju ke rumah untuk memberitahu kabar baik ini kepada ibunya.

“Assalamu’alaikum ibuu” salam Safa dengan penuh rasa senang.

“Waalaikumussalam naak” jawab ibunya.

“Ibu lihat, ini hasil ujian Safa bu” Safa memberikan kertas hasil ujian itu.

“Waahh Alhamdulillahh selamat nakk, apa ibu bilang kan, kalau kamu berusaha, pasti kamu bisa” Ibunya berkata dengan penuh rasa syukur anaknya telah mendapatkan nilai yang bagus.

“Iya bu, ibu benar, jika kita mau berusaha dan berdoa meskipun itu hal yang sangat sulit, kita bisa melewatinya. Terimakasih ya bu, ibu selalu mendukung safa”

“Alhamdulillah” Ibunya bersyukur sambil memeluk Safa.

Dari pengalaman-pengalaman di atas, Safa kini lebih menjadi perempuan yang selalu berusaha keras untuk mencapai apa yang dia inginkan dan sadar betapa pentingnya dukungan dan doa dari orang tua. Safa selalu melibatkan orang tua dalam setiap keputusannya. Karena keputusan apapun itu jika melibatkan orang tua, Tuhan akan memudahkan urusan kita.

Haulah Nahwa Tunnisa

Tentang Penulis:

Haulah Nahwa Tunnisa lahir pada tanggal 26 Juni 2003 di BanyumasHaulah adalah anak pertama dari pasangan Tarko dan Rochanawati.

Haulah mengawali pendidikan di TK Pertiwi Karangwangkal, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN 1 Karangwangkal, pendidikan menengah di MTs Al-ikhsan Beji, kemudian melanjutkan pendidikan di MAN 2 Banyumas.

Haulah kini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto program studi Pendidikan Agama Islam.

© Sepenuhnya. All rights reserved.