Di suatu kota besar ada seorang gadis cantik yang ramah, anggun, sopan, nan menawan bernama Putri. Sebelumnya gadis sederhana itu tinggal di sebuah desa dengan suasana yang tentram, sejuk dan damai. Kemudian gadis itu hijrah ke kota besar untuk melanjutkan cita-citanya yaitu menjadi seorang guru.
Tujuannya mulia, ia ingin bisa membagikan ilmunya untuk anak-anak desa yang notabenenya kurang mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan bekal tekad dan semangat yang kuat akhirnya gadis itu pergi menggapai impiannya.
Keinginanya untuk menjadi guru telah tumbuh sejak ia duduk di bangku SMA. Dengan semangat yang dimiliki, akhirnya ia mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi yang terkenal di kotanya itu.
Tanpa pikir panjang, gadis itu kemudian meminta izin kepada orang tuanya untuk bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut.
***
(Di sebuah ruang yang tampak rapi dan bersih, bapak dan ibu putri yang tengah menikmati acara televisi lalu putri pun menghampirinya).
Putri: “Pak, Bu, Putri ingin meminta izin untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang Putri inginkan” Tutur Putri.
Bapak: “Kamu ingin melanjutkan pendidikan? Itu bagus nak, bapak mendukung itu. Tapi bapak ini hanya seorang petani kecil yang berpenghasilan tak seberapa, bagaimana jika dalam proses belajarmu nanti terkendala biaya?” Ucap bapak.
Ibu: “Betul nak, kita ini hanyalah rakyat biasa yang hidup dengan pas-pasan. Bagaimana jika nantinya banyak hambatan yang kamu hadapi? Bagaimana jika nantinya pendidikanmu terhenti di tengah jalan karena bapak dan ibu tidak sanggup membiayainya?” Jelas Ibu.
Kemudian Putri pun menjawab dengan sopan.
Putri: “Begini Pak, Bu, bapak dan ibu tidak usah khawatir dengan biaya kuliah. Sebab Putri mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Pak, Bu.”
Dengan wajah bahagia, bapak dan ibu Putri merasa sangat bangga pada anak perempuannya itu.
Bapak dan Ibu: “Ya sudah bapak dan ibu mengizinkan kamu untuk melanjutkan pendidikanmu di perguruan tinggi itu. Tapi ingat, kamu harus jaga diri baik-baik dan serius dalam belajar ya, nak.”
Putri: “Baik Pak, Bu, terimakasih telah mengizinkan Putri untuk melanjutkan pendidikan di kota.”
Bapak dan Ibu: “Sama-sama nak, ingat pesan bapak dan ibu tadi ya.”
***
Di sebuah terminal bus yang ada di desa tetangganya, Bapak dan ibu Putri mengantarkan anaknya itu untuk merantau ke kota besar dengan tujuan untuk melanjutkan pendidikannya di sebuah perguruan tinggi.
Rasa sedih menyelimuti keluarga kecil itu, meski begitu dengan tekad kuat yang dimiliki Putri akhirnya ia berangkat menuju ke kota. Dengan keikhlasan dan ridho orang tua, akhirnya putri pun sampai di kota dengan selamat.
***
Di sebuah perguruan tinggi yang terkenal itu, Putri menjelma menjadi seorang mahasiswa yang aktif, walaupun awalnya dia diejek oleh teman sebayanya karena dia dari orang desa tapi ejekan tersebut tidak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan kepandaian yang dia miliki dia disebut sebagai salah satu mahasiswi yang cerdas, aktif dalam berpendapat dan tetap ramah dan anggun kepada semua orang.
***
Empat tahun berlalu akhirnya putri pun menyelesaikan skripsinya dengan tepat waktu, jerih payah yang dilakukan oleh Putri pun terbayar dengan senyuman yang ada pada diri bapak dan ibu.
Di acara wisuda Putri, bapak dan ibu hadir, dengan anaknya yang sekarang telah mempunyai gelar dan mendapatkan penghargaan Cum Laude yang diberikan dari perguruan tinggi karena dia memperoleh IPK yang tinggi. Dengan rasa bangga bapak dan Ibu pun memeluk putri dan meneteskan air mata yang Bahagia.
***
Setelah semua selesai urusan yang ada di perguruan keluarga kecil itu pun pulang kembali ke desa, bapak dan ibu merasa bangga dengan anaknya walaupun dia hanya seorang anak dari keluarga biasa namun tekadnya yang kuat bisa mewujudkan cita-cita yang mulia menjadi terwujud.
***
Setelah beberapa hari putri di desa ia pun telah menjadi guru di sekolah. Orang-orang di desa pun sangat senang dengan adanya Putri sebagai guru yang membantu anak-anak untuk bisa sekolah dan untuk bisa melanjutkan cita-cita. Dengan melihat anak-anak bisa sekolah pun Putri sangat bahagia.
Akhirnya cita-cita putri pun terwujud sebagai guru dan merasa bangga bisa mengajarkan anak-anak untuk bisa sekolah. Keluarga dengan penuh kesederhanaan akhirnya berbahagia atas cita-cita yang tercapai.