Bakso (Tak) Berkah Melimpah

Cerpen ini bercerita tentang Pak Dodi, seorang penjual bakso yang menghadapi kesulitan ekonomi dan sepi pembeli. Dalam keputusasaan, ia menerima ....

Rumah sederhana, dengan atap yang berlubang-lubang menjadi tempat istirahat keluarga Yudi, seorang anak penjual bakso yang hidupnya serba kekurangan. "Bakso Berkah Melimpah", nama usaha yang diberikan Pak Dodi yakni ayah Yudi, dengan harapan bahwa usaha miliknya dapat terjual dengan nominal yang banyak nan mendapat berkah bagi siapapun yang memakannya.

Bakso (tak) Berkah Melimpah

Sudah puluhan tahun keluarga Yudi menggantungkan hidupnya dengan berjualan bakso. Sayangnya, Bakso Berkah Melimpah tidak pernah mencapai masa kejayaan. Sepinya pembeli, sering membuat Pak Dodi sedih, bingung, dan merenung.

"Kok bisa ya?" Kalimat yang sering terucap dalam hati Pak Dodi dengan rasa kecewanya.

Hari demi hari, pak Dodi berfikir bagaimana caranya agar usaha miliknya dapat meraup banyak pembeli. Segala cara telah dilakukan Pak Dodi mulai dari membuat pamflet, mempromosikan lewat sosial media, dan memberikan diskon besar-besaran. Sayangnya semua usaha itu tidak ada yang berhasil.

Sampai suatu ketika, Pak Dodi bertemu dengan seseorang yang tidak tahu darimana asalnya. Dia tahu kalau Pak Dodi berada dalam keadaan kesulitan. Dia menawarkan bisnis kepada Pak Dodi dengan iming-iming mendapat gaji yang besar. Dengan tidak ada keraguan, Pak Dodi langsung menerima tawaran bisnis itu dengan menandatangani surat perjanjian yang diberikan oleh pria misterius itu. Pada saat itu, yang terfikirkan oleh Pak Dodi adalah mungkin ini jalan yang diberikan oleh Tuhan agar usahanya dapat sukses.

Esoknya Pak Dodi menerima telfon dari pria misterius itu, dia mengajak Pak Dodi untuk bertemu di suatu tempat. Tempat itu berupa bangunan besar yang dari luar terlihat kumuh dan tampak tak berpenghuni. Pak Dodi disambut oleh pria misterius itu.

"Masuklah." Kata pria misterius itu sambil menatap dingin Pak Dodi.

Betapa terkejutnya Pak Dodi melihat banyak sekali jasad manusia yang tersusun rapi berjejer dalam ruangan itu.

"Tempat apa ini!!!" Tanya Pak Dodi dengan mata melotot dan hati yang was-was.

"Tenang, kami tidak akan membunuhmu, ini bisnis kami, dengan menjual daging manusia yang kami olah menjadi seolah-olah seperti daging hewan." Jawab pria misterius itu.

"Kalau kamu mau dapet duit banyak......., ambillah daging dari jasad-jasad ini lalu kau olahlah ke dalam bakso milikmu, saya jamin bakso kamu bakal laris manis nis nis nis!! Haha." Sambungnya.

"Gila kamu ya! Mana mungkin saya bisa melakukan hal yang keji seperti ini." Jawab Pak Dodi dengan hati yang masih terkejut.

"Ingatlah bahwa kau sudah terikat janji denganku, jika kau mengingkarinya maka akan kubunuh kau beserta keluargamu! Kau harus membawa setidaknya dua orang dalam dua minggu sekali kepadaku!" Jawab pria misterius itu.

(Tempat itu merupakan markas para mafia yang memperjual belikan manusia. Mereka menculik anak jalanan, orang dengan gangguan jiwa, dan anak-anak. Lalu mereka membunuh orang-orang itu dan memperjualbelikannya).

Setelah mendengar itu, ketakutan Pak Dodi semakin tinggi, lalu dia meninggalkan tempat itu dengan hati yang masih ketakutan.

Setibanya di rumah, Pak Dodi terus memikirkan apa yang dikatakan pria misterius itu. Kalau dia menolak, maka dia akan kehilangan keluarganya. Namun apabila dia menerima tawaran itu, mana mungkin dia akan melakukan hal keji yang tidak masuk akal itu. Bingung, gelisah, takut, terus menghantui pikiran Pak Dodi. Yudi yang melihat ayahnya kebingungan itu lantas mendekati dan bertanya.

"Bapa kaya banyak pikiran? Apa yang membuat bapa sampe kaya orang linglung gitu?" Tanya Yudi.

"Ngga papa Yud, bapak cuma kecapean." Jawab Pak Dodi dengan senyum sedikit di wajahnya untuk meyakinkan Yudi.

Dengan hati yang terpaksa, Pak Dodi akhirnya menerima tawaran itu. Dia menemui pria misterius itu dan menyatakan bahwa dia setuju dengan tawarannya.

"Baik, aku akan melakukan apa yang kau katakan, dengan jaminan jauhilah keluargaku dan buatlah usahaku laris manis!" Kata Pak Dodi.

"Bagus, kau tak perlu khawatir dengan keluargamu, cukup lakukan apa yang kukatakan dan kau akan hidup dengan tenang dan bahagia. "Ambilah, daging-daging ini, olahlah menjadi bakso usahamu." Jawab pria misterius itu.

Setelah itu, Pak Dodi membawa pulang daging-daging itu dan mengolahnya menjadi bulatan-bulatan bakso miliknya.

Sampai saat ini keluarganya belum ada yang mencurigai tingkah laku aneh Pak Dodi, Yudi maupun ibunya yang sempat melihat bapaknya menenteng daging-daging itu tidak berfikir aneh tentangnya, mereka bertingkah laku seperti biasa.

Pukul 04.00 WIB Pak Dodi mengolah daging-daging itu menjadi bakso, lalu menjualnya. Pukul 08.00 WIB toko Bakso Berkah Melimpah buka seperti biasanya, satu, dua penjual berdatangan untuk memesan, sampai datanglah seorang Food Vloger terkenal memesan bakso milik Pak Dodi tersebut.

"Enak banget ini, jujur guys ini baru pertama kali gua ke sini dan jujurly rasanya enak banget guys.... udah murah enak lagi behh, kalian harus banget ke sini, btw buat lokasi udah gua taro di deskripsi yaa!" ujar si Food Vloger tersebut dalam videonya.

Melihat reaksi si Food Vloger tersebut, meyakinkan Pak Dodi bahwa yang dikatakan pria misterius itu memang benar. Hal ini membuat hati Pak Dodi cukup senang karena bakso miliknya perlahan mulai rame peminat.

Tak disangka-sangka, video Food Vloger itu trending dalam Youtube dan setelah itu secara mendadak Bakso Berkah Melimpah rame dengan pembeli. Melihat itu Pak Dodi sempat terkejut dan senang juga bakso miliknya akhirnya bisa ramai seperti apa yang diharapkan. Yudi dan ibunya pun sempat kaget dengan kedatangan pembeli yang banyak itu.

"Alhamdulillah Pa Bu, kedai kita ramai juga..." Kata Yudi sambil menangis bahagia.

"Iya Yud, Alhamdulillah ya Allah." Ujar ibu Yudi sambil mengelus kepada Yudi dan tersenyum.

Mirisnya tidak ada yang tahu bahwa apa yang mereka makan itu bukanlah daging biasa.

Seiring berjalannya waktu, berkat dari ramainya kedai Bakso Berkah Melimpah mampu meningkatkan ekonomi keluarga Pak Dodi. Bahkan Pak Dodi mampu merenovasi rumahnya menjadi semakin bagus dan kedainya pun tak lupa untuk diperbarui.

Kejayaan yang selama ini keluarga Pak Dodi iming-imingkan akhirnya terwujud. Namun anehnya, Pak Dodi melarang Yudi dan istrinya untuk memakan bakso dagangannya itu. Yudi dan ibunya pun menuruti apa yang diperintahkan oleh ayahnya itu.

Tidak lupa dengan perjanjiannya dengan pria misterius itu, Pak Dodi rutin selama dua minggu sekali untuk menyerahkan dua orang kepada pria misterius itu untuk dibunuh dan diambil dagingnya.

Hebatnya dalam melakukan aksi itu, Pak Dodi belum pernah mengalami kegagalan dalam melakukan rencananya. Dia mendapatkan orang-orang itu dari anak-anak jalanan, orang dengan gangguan jiwa, dan gelandangan.

Suatu ketika, Yudi bangun siang. Ayah ibunya sedang sibuk melayani pelanggan-pelanggan di kedai. Yudi merasa sangat lapar karena semalam ia terlalu cape sehingga pada keesokan harinya dia merasa sangat lapar. Akan tetapi, di rumah pada saat itu tidak ada makanan satu pun. Yudi lantas pergi ke dapur dan memeriksa ke kulkas apakah ada sesuatu yang dapat ia buat untuk bisa dimakan. Namun yang ada pada saat itu hanyalah bakso-bakso dagangan milik keluarganya. Karena sudah sangat lapar, tanpa berpikir panjang Yudi langsung membuat bakso itu dan memakannya. Melihat anaknya sedang memakan bakso itu, Pak Dodi sontak berteriak ke Yudi.

"KAMU MAKAN BAKSO DAGANGAN KITA?!!!" Kata Pak Dodi sambil melotot dan dengan nada bicara yang tinggi.

Mendengar ayahnya tiba-tiba berbicara keras itu, Yudi yang tengah makan pun terkejut dan sontak langsung menjawab pertanyaan ayahnya.

"Iya Pa." Jawab yudi dengan nada yang lirih.

"Kenapa kamu makan nak!! Kan bapa sudah melarangnya... satu kali lagi bapa liat kamu makan daging itu, bapa ngga segan-segan kunci kamu dalam kamar selama seminggu!" Kata Pak Dodi dengan ekspresi masih marah.

Setelah mendengar perkataan ayahnya itu, Yudi terdiam dan tak melanjutkan makannya. Yudi bingung mengapa ayahnya sampai marah besar seperti itu padahal dia hanya memakan bakso buatan ayahnya itu. Dari sinilah Yudi sudah merasa aneh dengan perilaku ayahnya. Yudi memutuskan untuk mencari tahu sebab mengapa dia dan ibunya tidak diperkenankan untuk memakan bakso buatan ayahnya sendiri.

Keesokan harinya, Yudi memutuskan memulai untuk mengintai ayahnya, dengan memata-matai kegiatan yang dilakukan oleh ayahnya tersebut.

Awalnya tidak ada yang aneh dengan apa yang dilakukan ayahnya tersebut, namun pada tengah malam, Yudi melihat ayahnya keluar sontak Yudi langsung mengikuti ayahnya. Pada saat itu, Pak Dodi pergi ke pinggir jalanan dan menemui beberapa anak gelandangan yang ada di sana.

Yudi merasa aneh dan bertanya-tanya mengapa ayahnya pergi ke tempat seperti itu dan bertemu dengan anak-anak jalanan. Lalu Yudi melihat ayahnya membawa dua anak gelandangan itu ke suatu tempat. Betapa terkejutnya Yudi melihat ayahnya sedang membunuh anak-anak itu dan membawanya pergi.

Dengan rasa penasarannya yang tinggi, Yudi langsung mengikuti ayahnya. Sampailah ayahnya di suatu tempat, bangunan besar nan kotor. Yudi melihat ayahnya masuk ke dalam ruangan itu.

Yudi langsung mendekati bangunan itu dan mengintip lewat jendela. Di situ Yudi melihat ayahnya dengan orang-orang yang Yudi tidak tahu siapa itu. Yudi melihat sekeliling ruangan itu dan betapa terkejutnya dia melihat banyak sekali mayat yang terjejer rapi dengan berlumuran darah, ada yang sudah dikuliti dan ada yang masih terbilang mayat baru.

Lalu Pak Dodi menyerahkan dua anak yang telah ia bunuh itu dan kemudian mengambil daging yang telah disiapkan untuk dibawa pulang oleh Pak Dodi.

Melihat ayahnya keluar dari ruangan itu, Yudi langsung bersembunyi lalu ia memutuskan untuk pulang. Setibanya di rumah, Yudi memutuskan untuk diam dan tidak menanyakan apa yang telah ia lihat kepada ayahnya. Pada waktu yang bersamaan, Yudi melihat ayahnya memasukan daging yang dibawa ke dalam kulkas. Yudi benar-benar merasa ada yang tidak beres mengenai bakso berkah melimpah.

Paginya, Yudi terbangun lebih awal daripada biasanya, ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kebetulan kamar mandi di rumah Yudi berjejer dengan dapur. Yudi melihat ayahnya sedang mengolah bakso-bakso seperti biasanya, namun pada saat itu Yudi melihat ayahnya mengolah bakso itu menggunakan daging manusia yang diperoleh pada hari kemarin.

Benar dugaan Yudi bahwa pasti ada yang tidak beres dengan ayahnya. Lalu dengan rasa beraninya, Yudi memberi tahu kepada ayahnya apa yang ia lihat pada waktu itu. Pak Dodi yang tengah mengolah bakso pun terkejut dengan apa yang diungkapkan oleh anaknya itu.

"Yang kamu lihat itu ngga bener! Mana mungkin bapa melakukan hal keji itu!" Ungkap Pak Dodi.

"Tapi Yudi lihat dengan mata kepala Yudi sendiri pak! Bapa membunuh anak-anak itu dan menyerahkannya pada orang. Dan Yudi juga melihat bapa masuk ke tempat dimana di situ banyak banget mayat!" Jawab Yudi dengan nada gemetar dan rada ketakutan.

"Lancang sekali kamu!!" Teriak Pak Yudi sambil menampar anaknya itu.

"Berani-beraninya kamu ngikutin bapa! Anak durhaka!" Sambung Pak Dodi sambil memukuli anaknya.

"Lantas, kenapa bapa tega melakukan hal keji itu?! Membunuh? Lalu membuatnya menjadi bakso yang kita jual?!! Dimana letak pemikiran bapa?!" Ungkap Yudi sambil menangis.

"Asal kamu tau, bapa cape seperti ini terus, keadaan ekonomi sulit, usaha sepi, kamu pikir bapa ngga stres memikirkan ini semua?!" Jawab Pak Dodi dengan nada tingginya.

"Bapa terpaksa melakukan ini semua demi keluarga kita! Toh liat saja hasilnya sekarang! Kamu bisa makan enak, hidup di rumah baru, tidur di kamar yang bagus, semua ini berkat siapa?! Berkat pertolongan pria misterius itu!" Sambung Pak Dodi dengan nada tingginya.

Mendengar keributan di rumahnya, Istri Pak Dodi bangun dan langsung pergi ke dapur untuk memeriksanya.

"Ada apa ini ribut-ribut? Masih terlalu pagi loh ini, kenapa? Ada apa?" Kata ibu Yudi.

"DIAM!" Teriak Pak Dodi sambil menunjuk ke arah istrinya.

"Sekarang tugas kalian hanya diam, jangan beritahu pada siapapun tentang bakso milik kita atau kalian akan menerima akibatnya!" Ujar Pak Dodi dengan ekspresi melotot dan nada yang tinggi.

Setelah keributan itu, Yudi memutuskan untuk bercerita kepada ibunya dan melaporkannya kepada pihak kepolisian.

Malam itu setelah semua orang tidur, Yudi dengan langkah yang diam-diam, ia pergi keluar rumahnya menuju kantor polisi untuk melaporkan tindakan ayahnya.

Sore harinya ketika kedai bakso milik Pak Dodi sedang rame-ramenya, tiba-tiba Pihak kepolisian datang. Sontak Pak Dodi mengetahui bahwa polisi akan menangkapnya, ia langsung kabur dengan lari kencang. Namun, pihak polisi berhasil menembak kaki Pak Dodi dan Pak Dodi tidak berhasil melarikan diri.

Kemudian setibanya di kator polisi, Pak Dodi diinterogasi bersama Yudi dan istrinya dalam ruangan yang terpisah.

Setelah pihak kepolisian mengetahui bahwa terdapat kelompok yang mengancam Pak Dodi, Polisi langsung sigap mencari pelaku-pelaku kejahatan dengan jual beli daging manusia lainya (pria misterius itu).

Setelah mengetahui motif dari kejahatan yang dilakukan Pak Dodi, pihak pengadilan memvonis hukuman penjara seumur hidup kepada Pak Dodi dan Yudi serta ibunya ditetapkan tidak bersalah.

Setelah itu Bakso Berkah Melimpah resmi ditutup. Setelah penangkapan owner kedai Bakso Berkah Melimpah, pelanggan-pelanggan mengaku terkejut dengan apa yang selama ini mereka makan. Bakso-bakso yang selama ini mereka makan ternyata bukan dari daging sapi, melainkan daging manusia.

Biodata Penulis:

Muhammad Yusuf Praja saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

© Sepenuhnya. All rights reserved.