Tahun 2018 pendaftaran peserta didik baru telah dibuka di SMA swasta daerah Setu, Bekasi, bernama SMA Yadika.
Saat itu banyak sekali orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di SMA itu, wajar saja karena memang SMA Yadika termasuk sekolah favorit di daerah sana.
Dono seorang siswa lulusan MTs yang mempunyai badan tinggi dan tidak terlalu kurus dengan rambut hitam ikal meminta ibunya untuk mendaftarkan dirinya di SMA Yadika tersebut. Lalu ibunya menuruti kemauan anak laki-lakinya itu.
Dian siswi lulusan SMP yang memiliki paras ayu berambut hitam bondol dan tinggi badan yang tidak terlalu tinggi itu meminta ayahnya untuk mendaftarkan dirinya di SMA Yadika itu juga.
2 bulan kemudian setelah liburan berakhir, para siswa baru di SMA Yadika menjalani agenda sekolah pertama yaitu MOSIBA (Masa Orientasi Siswa Baru) di sekolah Yadika.
Ketika MOSIBA telah selesai pembagian kelas dilakukan. Ternyata Dono dan Dian berada di satu kelas yang sama yaitu 10 IPS 1.
Kegiatan pembelajaran mulai berjalan, dimulai dari perkenalan setiap siswa/i, dan perkenalan guru setiap mata pelajaran. Di kelas Dono dan Dian sangat akrab karena mereka berdua sama-sama memiliki sifat periang jadi mudah untuk mereka berdua bisa saling akrab.
Kegiatan kelas pun tetap berlanjut dengan Dono yang mempunyai teman dekat yaitu Dian, tidak sadar waktu ujian akhir semester sudah dekat. Dian dan Dono merencanakan untuk sama-sama belajar agar bisa menghadapi soal ujian akhir semester nanti, mereka sepakat untuk belajar bersama di rumah Dian dan bergantian juga di rumah Dono, mereka sudah sangat dekat dan saling peduli.
Saat ujian akhir semester dimulai Dono dan Dian dengan mudah menjawab soal, sampai hari akhir ujian akhir semester berlangsung tidak ada kesulitan yang mereka berdua alami karena sudah mempersiapkannya dengan belajar.
Dan tiba hari pengambilan rapor nilai hasil mereka belajar selama 6 bulan terakhir.
Liburan pun tiba Dono dan Dian merencanakan untuk healing bersama di pantai. Dan mereka berdua menyepakati itu. Pada liburan semester ini mereka sudah sangat dekat dan hampir setiap Minggu bertemu kala liburan.
Tak lama masa liburan usai dan kembali ke masa pembelajaran kelas, tetapi Dono belum bisa masuk kelas karena Dono dan keluarganya akan pindah ke daerah Jawa tengah kampung halaman ayahnya berada.
Dono tidak suka dengan keputusan ayahnya, dia ingin tetap di daerahnya itu tetapi keputusan ayahnya tidak bisa diganggu gugat. Akhirnya Dono tidak bisa berbuat apa-apa.
Dian tidak merasa khawatir karena ia mengira bahwa Dono hanya sakit, Dian tidak khawatir karena Dono belum memberi tahu dirinya bahwa sahabat karibnya itu akan pindah sekolah.
Pada akhirnya Dono masuk kembali ke kelas tetapi tidak mengenakan seragam sekolah, Dian senang bisa bertemu kembali dengan sahabatnya tetapi dia juga bingung kenapa Dono tidak memakai seragam.
Ternyata rasa senang Dian hanya sesaat karena itu hari terakhir dia akan bertemu dengan sahabatnya. Dono pun pamit kepada teman sekelasnya dan menyampaikan dia akan pindah sekolah.
Wajah Dian murung karena kaget dengan kabar itu, lalu dia menghampiri Dono dan memeluknya untuk terakhir kalinya, agar tidak lupa bahwa mereka bersahabat. Dono meminta kalung yang dipakai oleh Dian dan Dian meminta gelang yang dipakai Dono.
Akhirnya mereka berpisah dan Dono benar-benar senang bisa bertemu dengan Dian.
Tentang Penulis:
Muhammad Khusni Mubarok saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN saizu prodi PGMI.