Nikmat dari Perut Raksasa

Cerpen ini mengajak pembaca menyelami kisah tragis tentang keserakahan manusia di desa tandus yang berubah makmur berkat babi raksasa bernama ...

Di hamparan tanah yang tandus, berdirilah sebuah desa kecil. Masyarakat di desa itu dilanda oleh kemiskinan yang parah. Padi-padi di sawah gagal panen, sumber mata air mengering. Hal ini diperburuk dengan letak geografis desa itu yang dikelilingi oleh gunung yang menjulang tinggi sehingga sulit untuk keluar dari desa tersebut. Masyarakat di desa itu hanya memiliki uang yang melimpah. Uang itu berasal dari hasil perdagangan mereka dengan orang dari luar yang ingin membeli berlian.

Cerpen Nikmat dari Perut Raksasa
Diilustrasikan dengan Gemini AI

Dahulunya, desa itu ramai didatangi oleh para pedagang dari berbagai tempat untuk membeli berlian. Desa itu memang terkenal sebagai desa penghasil berlian. Namun, berlian itu tidak tersisa lagi, sehingga desa itu tidak lagi didatangi oleh para pedagang. Ditambah dengan akses jalan di desa itu yang tertutup akibat bebatuan dari gunung yang menyebabkan desa itu terisolasi dari dunia luar.

Suatu hari, sekelompok warga desa itu pergi ke sekitaran kaki gunung-gunung yang mengelilingi desa mereka, berharap mereka menemukan berlian mentah. Dari pagi hingga malam mereka menelusuri kaki gunung-gunung itu, namun tidak ada tersisa berlian mentah sedikitpun. Dengan rasa sedih dan kesal, mereka pun pulang dengan tangan kosong. Dalam perjalanan pulang, mereka tidak sengaja bertemu dengan seekor babi raksasa yang tertimbun oleh bebatuan gunung itu. Ajaibnya, babi itu bisa berbicara dan meminta tolong kepada sekelompok warga desa itu.

"Wahai manusia, tolong aku! Tolong singkirkan bebatuan yang menimbun diriku ini! Jika menyelamatkanku, akan kukasih kalian imbalan!" Ucap babi itu sambil menahan rasa sakit.

Tergoda dengan ucapan babi itu, sekelompok warga desa itu bergotong royong menyingkirkan bebatuan yang menimpa babi itu. Mereka kemudian membawa babi itu ke desa mereka untuk dirawat. Babi itu kemudian dirawat oleh tabib di desa itu.

"Terimakasih wahai manusia, berkat kalian aku bisa terbebas dari bebatuan itu!" Ucap babi dengan lega.

"Namaku Goldbelly, aku adalah dewa pembawa rezeki yang turun dari surga. Saat aku turun ke dunia fana ini, aku melihat desa kalian para manusia yang kering. Saat aku turun ke kaki gunung itu untuk melihat-lihat, tiba-tiba bebatuan raksasa menimpaku dan menimbun diriku. Terima kasih wahai para manusia, jika kalian tidak bertemu denganku, entah berapa lama aku tertimpa bebatuan di sana." Ucap Goldbelly dengan lega.

"Sebagai rasa terima kasihku kepada kalian, akan aku anugerahi desa ini dengan tanah yang subur dan air yang melimpah!" Ucap Goldbelly dengan riang.

"Bergembiralah wahai warga desa! Akhirnya desa kita bisa terbebas dari kemiskinan." Ucap Avarus, kepala desa di desa itu.

"Namun ada syarat harus kalian penuhi." Ucap Goldbelly.

"Tidak peduli apapun syaratnya wahai dewaku! Apapun akan kami lakukan untuk mengembalikan masa kejayaan desa kami!" Ucap Avarus.

"Kalian harus memberiku uang yang banyak setiap hari sebagai sesembahan untukku. Saat pertama kali aku masuk ke desa ini, aku mencium bau uang yang melimpah. Aku tak tahan untuk memakan uang-uang itu!" Ucap Goldbelly dengan tegas.

"Baiklah dewaku, jika itu yang engkau inginkan." Ucap Avarus.

Avarus kemudian memberikan uang sebagai sesembahan kepada Goldbelly. Sebagai imbalannya, Goldbelly menanyakan permintaan dari Avarus.

"Apa yang kau inginkan, wahai manusia?" Ucap Goldbelly.

"Aku ingin setumpuk makanan wahai dewaku! Sudah tiga hari keluarga saya tidak makan wahai dewaku!" Ucap Avarus dengan memohon.

Goldbelly kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas. Dari kedua tangannya keluar cahaya yang terang benderang yang menyilaukan pandangan warga desa itu. Setelah cahaya itu redup, tiba-tiba di hadapan Avarus muncul makanan yang tak terhitung jumlahnya. Mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran, daging, ikan, dan berbagai macam jenis makanan ada di situ.

Avarus pun sujud di hadapan Goldbelly sebagai bentuk syukur kepadanya karena mengabulkan doanya. Seketika warga desa itu mengantri untuk berdoa kepada Goldbelly agar memberi mereka rezeki. Goldbelly pun mengabulkan setiap doa-doa mereka. Warga desa itu pun menjadi makmur berkat rahmat dari Goldbelly.

Desa itu kemudian berubah menjadi desa yang makmur. Tanah yang semula tandus berubah menjadi hijau dan ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Mata air yang kering itu menjadi melimpah ruas. Sawah-sawah bisa berfungsi lagi. Berlian-berlian yang sudah habis itu kemudian bermunculan di gunung-gunung itu. Jalan yang menutup desa itu pun dihancurkan dengan kekuatan Goldbelly. Para pedagang dari luar akhirnya mendatangi desa itu. Berkat rahmat dari Goldbelly, desa itu berubah menjadi desa yang kaya dan makmur.

Di tengah desa itu, berdiri istana yang luas dan megah. Kerajaan itu merupakan tempat kediaman Goldbelly. Setiap harinya, warga desa memberi sesembahan uang yang melimpah kepada Goldbelly sebagai rasa terima kasih mereka karena telah memberkahi desa mereka. Warga desa itu kemudian menjadi kaya raya dan terbebas dari kemiskinan.

Bulan demi bulan pun berganti, desa itu berubah menjadi kerajaan yang besar. Kerajaan itu diberi nama Goldbelly, sesuai dengan nama dewa yang mereka puja-puja. Setiap harinya, kerajaan itu didatangi oleh para pedagang dari berbagai tempat untuk membeli berbagai sumber daya alam dari kerajaan itu seperti berlian, kayu, dan lainnya. Di istana Goldbelly menjadi raja sekaligus menjadi dewa yang dipuja-puja di kerajaan itu. Warga dan pendatang berbondong-bondong mengantri untuk memberikan sesembahan berupa uang yang melimpah ke Goldbelly, berharap diberikan rezeki olehnya.

Antrian itu membludak hingga para pengawal tidak bisa lagi menahannya. Tiba-tiba, salah seorang pendatang menerobos antrian dan membelah perut Goldbelly. Dari perut Goldbelly, keluarlah uang yang melimpah ruas hingga memenuhi ruang itu. Warga dan pendatang yang rakus kemudian berbondong-bondong mengerumuni Goldbelly dan membelah perut Goldbelly, berharap lebih banyak lagi uang yang keluar Goldbelly. Selain itu, mereka juga memotong-motong tubuh Goldbelly, percaya bahwa daging babi raksasa itu bisa membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Goldbelly yang tidak kuasa menahan rasa sakit kemudian wafat di tempat.

Tiba-tiba, gunung-gunung yang mengelilingi kerajaan itu meletus dengan sangat dasyat. Dentuman yang dihasilkan oleh letusan gunung-gunung itu membuat telinga-telinga warga kerajaan dan pendatang itu menjadi tuli dan berdarah. Isi perut gunung-gunung itu kemudian keluar menghantam kerajaan itu seperti meteor yang jatuh dari langit. Warga kerajaan dan pendatang itu kemudian lari berhamburan.

"Semuanya harap tenang!" Ucap Avarus yang sekarang menjadi menteri di kerajaan itu.

Namun ucapan itu tidak ada artinya lagi, telinga-telinga mereka sudah tuli akibat letusan gunung-gunung itu. Lava dari gunung-gunung itu turun dan membakar kerajaan itu. Akses jalan yang menghubungkan kerajaan itu dengan dunia luar tertimbun oleh bebatuan yang keluar dari isi gunung-gunung itu.

Dilanda musibah yang besar, warga kerajaan dan pendatang itu memohon-mohon kepada jasad Goldbelly itu, berharap untuk menghentikan musibah ini. Namun nasi sudah menjadi bubur, dewa mereka sudah wafat akibat kerakusan dan ketamakan mereka. Kerajaan itu kemudian hancur akibat letusan gunung-gunung itu. Warga kerajaan dan pendatang itu kemudian mati tertimbun isi dari letusan gunung-gunung itu.

Bertahun-tahun kemudian, kerajaan itu berubah menjadi tanah yang tandus. Sisa-sia dari kerajaan itu hancur tak bersisa, seolah-olah kerajaan itu tidak pernah ada dalam sejarah. Cerita mengenai runtuhnya kerajaan Goldbelly akibat kerakusan dan ketamakan menjadi sebuah legenda bagi para pendatang yang melewati tanah tandus itu, mengajarkan bahwa ketamakan dan kerakusan hanya akan membawa musibah.

Muhammad Zakwan Rizaldi

Biodata Penulis:

Muhammad Zakwan Rizaldi, atau yang kerap disapa Zakwan, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, di Universitas Andalas. Pemuda asal Bengkalis ini juga aktif di UKMF Labor Penulisan Kreatif dan telah menerbitkan banyak tulisan di berbagai media. Penulis bisa disapa di Instagram @zakwan_rizaldi

© Sepenuhnya. All rights reserved.