Silvi, Ustadzah, Hafidzah, Friendly, dan lainnya, mungkin itu sebagian kecil sebutan buat aku yang telah menginjak status mahasiswa di sebuah Universitas Islam Negri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri di Purwokerto atau biasa dikenal (UIN SAIZU Purwokerto). Ya, itu sebagian sebutan yang kini sudah tak asing didengar dan banyak orang yang mengetahui akan hal ini. Meskipun hal itu ada beberapa sebutan yang kurang enak bagiku untuk didengar, namun menurutku itu hal biasa karena itu tanda perhatian dari temanku.
Setelah berjalan dua semester tanpa kusadari, kehidupanku mulai bergeser dan sedikit berubah. Yang awalnya aku cuek, pasif sekarang menjadi seorang yang super sibuk. Kehidupan di rumah pun kini bisa dihitung jari. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku untuk kegiatan yang luar biasa di dalam organisasi kampus. Awalnya sih iseng-iseng masuk, eh tak kusangka kalau keisenganku itu membawa pelajaran yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Dari sekian banyaknya organisasi, hanya beberapa yang membuatku tertarik untuk masuk dan berkecimpung di dalamnya. Di sinilah takdir turun tangan untuk membantuku menemukan pengalaman yang sesuai dengan karakterku.
Entah kenapa dari sekian banyaknya organisasi yang aku pilih, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Pengembangan Ilmu Qur'an dan Seni Islam (UKM PIQSI), Komunitas Rumah Bahasa (KRB), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Ikatan Mahasiswa Banjarnegara (IMBARA), namun hanya dua organisasi yang selalu dapat aku ikuti kegiatannya yaitu UKM PIQSI dan KRB.
Setiap organisasi yang lainnya yang aku pilih mengadakan perkumpulan ataupun pengakraban anggota baru, selalu ada saja waktu yang tidak menakdirkan aku untuk dapat mengikutinya.
Pernah waktu organisasi IMM mengadakan perkumpulan masa keakraban, namun di sisi lain bertepatan dengan acaraku bersama keluarga di rumah. Anehnya, ketika UKM PIQSI dan KRB memberitahukan untuk datang dalam acaranya selalu di saat aku free. Nah, dari berbagai kejadian tersebut aku memilih untuk serius pada kedua organisasi itu.
Meski sudah masuk dalam organisasi, karakter disiplin, rasa tanggung jawab, serta jiwa kepemimpinan tanpa kusadari kini mulai tumbuh dan berkembang dalam diriku. Yang mana dulu masih sering bersikap cuek, bodoamat, dan dingin terhadap orang yang baru kenal, kini membuatku belajar memberanikan diri untuk mengawali sebuah topik pembicaraan kepada orang lain. Namun, karena hal itu mereka terlihat bisa menerimaku dan nyambung ketika ngobrol santai dan bergaul denganku. Dan mungkin itu merupakan awal dari sebuah keberanianku untuk beradaptasi di dalam sebuah organisasi.
Menginjak dua bulan lebih dalam berorganisasi, atau bisa dibilang kuliahku yang semakin berjalan menginjak semester yang akan datang, karakter cuek, dingin dan lainnya kini sudah mulai berkurang dariku.
Dalam kedua organisasi kampus ini posisi penting yang aku dapatkan di dua organisasi itu yaitu sekretaris di Organisasi UKM PIQSI divisi Musabaqoh Hifdzil Qur'an, dan anggota divisi pengembangan Organisasi dalam Organisasi KRB.
Tak pernah kusangka kalau aku bisa mendapatkan posisi tersebut dan sebuah pertanyaan yang masih ada dalam kepalaku entah kenapa teman-temanku percaya padaku, padahal mereka mengenal karakterku yang cuek dan dingin. Pikiran negatif sempat bersarang di benakku , jangan-jangan mereka memilihku karena ingin menjatuhkanku. Namun, aku terlihat cuek akan hal pikiran negatif itu, bagiku itu sebuah amanah yang harus aku jalankan, meski aku masih belum terlalu percaya pada diriku sendiri namun aku harus tetap menjalaninya.
Setelah aku menjalaninya, ternyata semua pikiran negatifku dulu salah. Semua bisa kulewati dan teman-teman yang awalnya kukira ingin menjatuhkanku ternyata mereka mendukung dan yakin kalau aku bisa melakukannya.
Salah satu temanku yang bernama Titis pernah mengatakan kepercayaannya kepadaku seperti ini “Kamu itu orangnya terlihat cuek, dingin tetapi rasa tanggung jawab, aku melihat ada jiwa kepemimpinan dalam dirimu”.
Mendengar akan hal itu aku seolah tidak percaya, bahwa orang lain bisa mempercayakan sebuah tanggung jawab kepadaku, seorang yang cuek dan sulit untuk beradaptasi.
Dari kata-kata tersebutlah yang membuat aku semakin yakin dan percaya diri untuk bisa menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku. Tidak ada karakter yang berubah ketika itu, menjalankan tugasku sebagai sekretaris UKM PIQSI divisi Musabaqoh Hifdzil Qur'an dan anggota pengembangan Organisasi KRB. Semua akan aku lakukan dengan apa adanya. Seperti halnya rapat, dalam suasana santai kini aku memberanikan diri untuk mengajukan usulan dalam suatu program kerja yang sedang di musyawarahkan.
Ada satu lagi yang membuat aku semangat dalam organisasiku, yaitu seorang sahabat sekaligus penasehat dan motivator bagiku. Dia seorang laki-laki yang membuatku kagum akan hal gelar Hafidz dan gelar Gus sekaligus tentang agamanya yang begitu dalam. Seorang laki-laki yang menjadi partner kerjaku, dan seorang yang selalu menghabiskan waktu bersamaku untuk membahas program-program kerja dalam organisasi UKM PIQSI divisi Musabaqoh Hifdzil Qur'an.
“Silvi, nanti ketemuan di basecamp ya” bunyi pesan singkat darinya.
“Okay, siap, jam berapa?” balasku.
“Seperti biasa, habis ashar yaa” balasnya.
“Okay siap” balasku singkat.
“Okay, Aku tunggu”
Contoh pesan singkat darinya, terkadang lebih panjang dari itu, mulai membahas organisasi sampai menasehatiku dan memotivasiku untuk tetap semangat dalam hal apapun.
Hari demi hari semakin berjalan, rasa haru datang menyelimutiku tatkala aku berkumpul dengan teman-teman kakak tingkat untuk membahas kegiatan-kegiatan dan program kerja yang akan berjalan.
Berbagi pengalaman, cerita, suka dan duka kita lalui bersama-sama, rasanya mereka sudah menjadi bagian dari hidupku yang mengisi hari-hariku. Dan mungkin suasana seperti ini bakal aku rindukan ketika aku sudah tidak menjadi seorang mahasiswa.
Harapanku semoga ke depannya bisa istiqomah untuk berpartisipasi aktif dalam sebuah kegiatan kampus maupun organisasi lainnya, namun akan hal itu tak lupa selalu kuprioritaskan kuliah dan menjalankan suatu kewajibanku sebagai seorang muslim.
Semoga segala cita-cita harapan masa depan bisa terwujud dengan apa yang kita inginkan. Lulus tepat waktu dan membahagiakan kedua orang tua serta orang-orang yang kita sayangi adalah suatu harapan terbesar bagiku.
Tentang Penulis:
Silvi Nur Karimah lahir pada tanggal tanggal 3 November 2001 di sebuah desa kecil bernama Kecepit kabupaten Banjarnegara. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.
Adapun pendidikan formal yang pernah ia tempuh yaitu SDN 2 Kecepit lulusan tahun 2013, kemudian di MTS Muhammadiyah Kecepit lulusan 2016, kemudian pada tahun 2017 memutuskan untuk lanjut di MA Miftahussalam Banyumas sembari menempuh pendidikan non formal yaitu Pondok Pesantren Pendidikan Islam Miftahussalam Banyumas.
Pengalaman organisasi yang pernah ia tempuh adalah ketua Tahfidzul Qur'an pondok pesantren Miftahussalam Banyumas, sekretaris Ikatan Remaja Masjid, dan Palang Merah Remaja. Organisasi yang sekarang ia tempuh adalah sekretaris UKM PIQSI UIN SAIZU Divisi Musabaqoh Hifdzil Qur'an, pengurus Komunitas Rumah Bahasa, dan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Ini merupakan karya pertama yang ditulis oleh Silvi Nur Karimah.