Cerpen Terbaru

Di Persimpangan Dua Harapan

Oleh Maulida Az-Zahra Langit kampus pagi itu berwarna biru pudar, seperti cat dinding yang pelan-pelan luntur tetapi tetap menyimpan sisa kilau. Anis…

Gerai Kenangan di Lorong Sunyi

Oleh Nabila Sabrina Aku berjalan dengan perlahan di atas trotoar. Menyusuri jalanan kota yang padat-ramai dijejali puluhan kendaraan melintas. Suara …

Teman Kandung

Oleh Najwa Kamilah Angin sore di Malang berhembus kencang, sangat sejuk rasanya mencium aroma tanah yang basah setelah hujan. Aku termenung di balkon…

Merawat Lupa

Oleh Neo Achmad Maulana Ini adalah pulau Ika, pulau kecil di ujung dunia, jauh dari hiruk-pikuk dan kemajuan zaman. Luasnya hanya sekitar satu kecama…

Hentakan Maut

“NIIITTT…..” “NIIITTT…..” “NIIITTT…..” Pada pukul 4.30 alarm di ponselku berbunyi dengan menampilkan catatan kecil yang telah ku- setting . Catatan i…

Tabungan Masa Depan

Oleh Wulan Windadinanti Lalu lintas di jalan besar selalu terisi oleh kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang. Bahkan, tak jarang pula kemacetan menj…

Kalpataru buat Pak Tukiman

Oleh Ela Wiji Pamusti Di sebuah desa di tepi bukit tinggallah sebuah  keluarga kecil yang sederhana, kepala keluarga tersebut bernama Pak Tukiman, pe…

Kelam

Oleh Agung Haziz Indramanto Pagi menjelang seorang remaja yang biasa dipanggil Agung sudah sibuk memasak air untuk membuat secangkir teh. Agung adala…

Mendekap Peluh

Oleh Anis Rahayu Mentari pagi kembali menyapa awan, silap mata tak dapat kutatap keagungan Tuhan. Angin nan lembut menyentuh kulitku, begitu indahnya…
© Sepenuhnya. All rights reserved.